Secara umum sepeda gunung dibagi menjadi 5 jenis menurut
fungsinya, diantaranya yaitu:
Sepeda gunung tipe / jeni XC, AM, FR, DH, DJ,
Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (Carbon Fiber Reinforced Plastic) dan menggunakan shock breaker (peredam goncangan). Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-30 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3 x 10 = 30 tingkat kecepatan yang berbeda.
Cross Country (XC)
Dirancang untuk medan yang tidak terlalu ekstrem (ringan),
sepeda jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama
sekali. Karena hanya memiliki suspensi depan biasanya sepeda gunung jenis ini
dikategorikan sebagai rigid frame. Didesain agar efisien dan optimal pada saat
mengayuh ditanjakan, di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sepeda jenis
ini sangatlah disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain sepeda MTB.
All Mountain (AM)
Biasa dipakai untuk jalur perpaduan antara Cross Country
(XC) dan Down Hill ringan (light DH). Didesain untuk melintasi alam yang berat
seperti naik dan turun bukit, masuk hutan, melintasi medan berbatu, dan
menjelajah medan offroad jarak jauh. Memiliki 2 suspensi depan dan belakang
(double suspension). Panjang suspensi belakang (rear suspension) sekitar 6
inchi dan panjang suspensi depan (fork) mulai dari 140mm s/d 160mm. Pemakai
dapat melakukan pendakian gunung dengan baik (tidak berat), sekaligus juga
dapat menuruni gunung dengan cepat (tidak berguncang-guncang), karena panjang
suspensi yang optimal. Keunggulan sepeda jenis ini ada pada ketahanan dan
kenyamanannya untuk dikendarai.
Free Ride (FR)
Dirancang untuk mampu bertahan melakukan lompatan tinggi
(drop off) dan kondisi ekstrim sejenisnya. Rangkanya kuat namun tidak secepat
dan selincah sepeda jenis All Mountain, karena bobotnya yang lebih berat, maka
kurang cocok untuk digunakan dalam perjalanan jarak jauh dan sangat tidak cocok
untuk tanjakan.
Down Hill (DH)
Untuk medan yang sangat ekstrem, sepeda gunung jenis ini
mempunyai suspensi ganda (double suspension) untuk meredam benturan yang kerap
terjadi ketika menuruni lereng dan dapat menikung dengan stabil pada kecepatan
tinggi. Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit
dan gunung. Sepeda jenis ini tidak mengutamakan kenyaman dalam mengayuh, karena
sepeda jenis ini hanya dipakai hanya untuk menuruni lereng bukit atau gunung.
Sepeda ini juga dipakai untuk perlombaan, sehingga yang menjadi titik utama
dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan
cepat. Untuk menuju ke lokasi, para down hiller tidak mengayuh sepeda mereka,
namun sepeda mereka diangkut dengan mobil. Sangat tidak efisien jika sepeda ini
digunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.
Dirt Jump (DJ)
Sepeda jenis ini awalnya dirancang untuk anak muda
perkotaan, selain sebagai alat transportasi, untuk kebut-kebutan di jalan raya
kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan
atraksi-atraksi ekstrim lainnya. Fungsi dari sepeda jenis ini sangat mirip
dengan BMX, namun dengan bentuk yang diperbesar. Nama lain dari sepeda jenis
ini adalah trial atau urban MTB
......... dari wikimedia.org..........